MENCARI pekerjaan di tengah krisis yang
terus melanda penjuru dunia seperti ini bukan perkara mudah. Tapi itu
hanya berlaku untuk pekerjaan-pekerjaan umum, seperti karyawan
perusahaan-perusahaan swasta atau biasa disebut pegawai kantoran. Kalau
mau mencari pekerjaan-pekerjaan alternatif, peluangnya justru sangat
terbuka lebar. Selain itu, penghasilannya sering lebih besar ketimbang
gaji seorang pegawai kantoran.
Ambil contoh broker
properti, profesi pemasar yang merupakan ’lahan basah’. Ada yang
bilang, jika ingin cepat menjadi jutawan segeralah beralih ke profesi
ini. Pekerjaannya terbilang mudah--menjual rumah, modalnya nyaris tidak
ada, sementara peluang untuk meraih sukses sangat terbuka lebar.
Pengalaman kerja juga tidak terlalu dipersoalkan karena setiap orang
dapat belajar sambil terjun langsung di lapangan alias learning by doing. Toh, bukankah pengalaman sendiri merupakan pelajaran terbaik yang bakal melekat sepanjang hayat?
Syarat Tidak Rumit, Siapapun Boleh Bergabung
Syarat Tidak Rumit, Siapapun Boleh Bergabung
Menjadi broker properti
tidak pula harus memiliki pendidikan khusus atau keterampilan tertentu.
Lagipula belum ada lembaga pendidikan yang secara khusus mendidik calon
broker properti. Syarat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang broker
properti cukup keyakinan dan motivasi tinggi. Keyakinan menimbulkan
semangat, sedangkan motivasi menumbuhkan jiwa pantang menyerah dalam
berusaha.
Berbekal kedua hal inilah seseorang dapat berkembang menjadi broker properti jempolan.
Berbekal kedua hal inilah seseorang dapat berkembang menjadi broker properti jempolan.
Walaupun demikian, seorang broker properti juga memerlukan beberapa hal
yang dapat menunjang kinerjanya. Hal tersebut antara lain fisik dan
mental yang prima karena tingkat mobilitas yang sangat tinggi. Selain
melelahkan secara fisik, beberapa persoalan yang timbul di lapangan juga
kerap menguras emosi dan pikiran seorang broker. Jadi, ketahanan tubuh
luar-dalam, fisik dan mental, harus benar-benar diperhatikan agar
langkahnya tak putus di tengah jalan.
Kemudian, sangat dianjurkan untuk memiliki handphone dan kendaraan sendiri. Yang pertama untuk menjamin kelancaran berkomunikasi dengan klien, sedangkan yang kedua untuk keperluan transportasi. Menggunakan kendaraan sendiri, baik sepeda motor maupun mobil, akan sangat menghemat waktu dibandingkan menumpang kendaraan umum. Efek lainnya, memiliki kendaraan pribadi dapat mengangkat gengsi dan mendukung performance sang broker properti. Hal ini menjadi penting saat menghadapi klien dari kalangan atas yang sangat memperhatikan penampilan.
Foto: Century21.co.idLalu yang tak kalah penting adalah persediaan biaya hidup, terutama bagi para broker properti baru. Seorang broker baru paling tidak harus menyiapkan cadangan biaya hidup selama 3 bulan sebelum memperoleh klien. Apalagi biasanya para broker properti baru akan di-training terlebih dahulu selama beberapa waktu sebelum dilepas sendiri ke lapangan. Di masa-masa awal seperti ini tentu saja belum ada transaksi yang dibuat. Itu berarti, komisi masih nol.
Prospek Pasar Masih Tinggi
Dibanding profesi pemasar lain, menjadi broker properti bisa dibilang jauh lebih mudah. Berbeda dengan agen asuransi yang barang dagangannya berupa produk abstrak, seorang broker properti mempunyai produk yang lebih nyata. Dalam menjual mereka juga dibekali dengan foto-foto, data-data, dan lokasi rumah yang dipasarkan. Tak perlu banyak bicara untuk meyakinkan calon pembeli. Asal barang dan harganya cocok, transaksi penjualan tinggal menunggu waktu. Apalagi kalau kelengkapan legalitasnya, seperti sertifikat hak milik (SHM) sudah komplit semua.
Yang lebih sukar justru mencari dan meyakinkan orang yang hendak menjual propertinya agar mau menggunakan jasa broker. Belum banyak orang yang mau memanfaatkan jasa broker dalam menjual propertinya. Sebagian malah merasa bakal merugi karena harus mengeluarkan uang banyak untuk membayar komisi kepada sang broker.
Kemudian, sangat dianjurkan untuk memiliki handphone dan kendaraan sendiri. Yang pertama untuk menjamin kelancaran berkomunikasi dengan klien, sedangkan yang kedua untuk keperluan transportasi. Menggunakan kendaraan sendiri, baik sepeda motor maupun mobil, akan sangat menghemat waktu dibandingkan menumpang kendaraan umum. Efek lainnya, memiliki kendaraan pribadi dapat mengangkat gengsi dan mendukung performance sang broker properti. Hal ini menjadi penting saat menghadapi klien dari kalangan atas yang sangat memperhatikan penampilan.
Foto: Century21.co.idLalu yang tak kalah penting adalah persediaan biaya hidup, terutama bagi para broker properti baru. Seorang broker baru paling tidak harus menyiapkan cadangan biaya hidup selama 3 bulan sebelum memperoleh klien. Apalagi biasanya para broker properti baru akan di-training terlebih dahulu selama beberapa waktu sebelum dilepas sendiri ke lapangan. Di masa-masa awal seperti ini tentu saja belum ada transaksi yang dibuat. Itu berarti, komisi masih nol.
Prospek Pasar Masih Tinggi
Dibanding profesi pemasar lain, menjadi broker properti bisa dibilang jauh lebih mudah. Berbeda dengan agen asuransi yang barang dagangannya berupa produk abstrak, seorang broker properti mempunyai produk yang lebih nyata. Dalam menjual mereka juga dibekali dengan foto-foto, data-data, dan lokasi rumah yang dipasarkan. Tak perlu banyak bicara untuk meyakinkan calon pembeli. Asal barang dan harganya cocok, transaksi penjualan tinggal menunggu waktu. Apalagi kalau kelengkapan legalitasnya, seperti sertifikat hak milik (SHM) sudah komplit semua.
Yang lebih sukar justru mencari dan meyakinkan orang yang hendak menjual propertinya agar mau menggunakan jasa broker. Belum banyak orang yang mau memanfaatkan jasa broker dalam menjual propertinya. Sebagian malah merasa bakal merugi karena harus mengeluarkan uang banyak untuk membayar komisi kepada sang broker.
Padahal, asumsi tersebut sama sekali tidak
benar. Besarnya komisi yang diterima seorang broker dihitung berdasarkan
persentase tertentu dari nilai transaksi. Jadi, besar-kecilnya jumlah
komisi tergantung harga penjualan. Karena setiap broker ingin menerima
komisi besar, secara otomatis mereka akan berusaha menjual properti yang
dititipkan kepadanya dengan harga setinggi mungkin. Kalau properti laku
dengan harga tinggi, bukankah sang pemilik juga diuntungkan?
Melihat cara kerjanya, profesi broker properti memang identik dengan profesi yang biasa disebut sebagai makelar atau calo. Tugasnya menjualkan barang milik seseorang kepada orang lain yang membutuhkan. Jadi, mempertemukan antara penjual dan pembeli suatu barang.
Melihat cara kerjanya, profesi broker properti memang identik dengan profesi yang biasa disebut sebagai makelar atau calo. Tugasnya menjualkan barang milik seseorang kepada orang lain yang membutuhkan. Jadi, mempertemukan antara penjual dan pembeli suatu barang.
Tapi
bedanya, kalau makelar atau calo biasanya membantu menjualkan berbagai
barang apa saja, sedangkan seorang broker properti khusus dalam
penjualan dan persewaan tanah, rumah atau ruang usaha berupa kantor,
toko, ruko sampai stand/space di pusat-pusat perbelanjaan besar.
Perbedaan lain, makelar atau calo bekerja sendiri tanpa terikat di suatu
organisasi atau perusahaan, sementara broker properti umumnya berada di
bawah sebuah bendera resmi.
Rumah, peluang pasarnya masih sangat menjanjikan di tengah berkembangnya dunia properti dewasa ini.Ada banyak perusahaan jasa broker properti saat ini, baik perusahaan lokal maupun pemegang waralaba (franchise) perusahaan jasa broker properti dari luar negeri.
Rumah, peluang pasarnya masih sangat menjanjikan di tengah berkembangnya dunia properti dewasa ini.Ada banyak perusahaan jasa broker properti saat ini, baik perusahaan lokal maupun pemegang waralaba (franchise) perusahaan jasa broker properti dari luar negeri.
Perusahaan-perusahaan
ini tergabung dalam Asosiasi Real Estate Broker Indonesia atau
disingkat AREBI. Anggotanya diperkirakan berjumlah sekitar 200-an kantor
yang hampir 70% diantaranya beroperasi di Jakarta.
Dari sekian banyak anggota AREBI, yang menguasai pasar bisnis properti di Indonesia justru waralaba dari negara-negara maju.
Beberapa nama yang menonjol diantaranya adalah SUPER BROKER INDONESIA, ERA Indonesia, Century 21 Indonesia, Ray White Indonesia, LJ Hooker Indonesia, dan Raine & Horne Indonesia.
Dari sekian banyak anggota AREBI, yang menguasai pasar bisnis properti di Indonesia justru waralaba dari negara-negara maju.
Beberapa nama yang menonjol diantaranya adalah SUPER BROKER INDONESIA, ERA Indonesia, Century 21 Indonesia, Ray White Indonesia, LJ Hooker Indonesia, dan Raine & Horne Indonesia.
Beberapa nama lokal juga turut mewarnai meski tidak sedominan
pemain-pemain dari luar tersebut. Salah satunya adalah Etika Realtindo
milik Tirta Setiawan yang sempat menjabat sebagai Ketua Umum AREBI.
Gencarnya pembangunan perumahan, perkantoran, apartemen, dan pusat-pusat perbelanjaan di banyak kota membuat masa depan profesi broker properti terbilang cerah. Apalagi dari sekian banyak dan luasnya pasar properti selama ini, yang berhasil ditangani oleh broker properti--baik broker profesional maupun amatir (calo/makelar)--baru sekitar 20% saja. Ini artinya, pasar bisnis broker properti masih sangat prospektif.
Menawarkan Peluang Penghasilan Berlimpah
Menyinggung soal peluang penghasilan, profesi broker properti menawarkan peluang penghasilan yang amat besar. Inilah daya tarik utama bagi siapa saja yang ingin terjun ke dunia ini.
Gencarnya pembangunan perumahan, perkantoran, apartemen, dan pusat-pusat perbelanjaan di banyak kota membuat masa depan profesi broker properti terbilang cerah. Apalagi dari sekian banyak dan luasnya pasar properti selama ini, yang berhasil ditangani oleh broker properti--baik broker profesional maupun amatir (calo/makelar)--baru sekitar 20% saja. Ini artinya, pasar bisnis broker properti masih sangat prospektif.
Menawarkan Peluang Penghasilan Berlimpah
Menyinggung soal peluang penghasilan, profesi broker properti menawarkan peluang penghasilan yang amat besar. Inilah daya tarik utama bagi siapa saja yang ingin terjun ke dunia ini.
Bukan hanya kalangan pengangguran
yang kesulitan memperoleh pekerjaan, bahkan kalangan profesional yang
sudah mapan pun masih banyak yang melirik profesi ini. Akibatnya, banyak
terjadi ’eksodus’ dari profesi pegawai kantoran ke profesi broker
properti. Bayangkan, besar komisi
yang diperoleh seorang broker properti kadang bisa melebihi total gaji
resmi seorang menteri.
Seorang broker terkemuka malah dapat mengantongi
penghasilan antara Rp 1,5-2,5 milyar setahun. Kalau dibuat rata-rata,
itu artinya broker tersebut bergaji Rp 125-200 juta setiap bulan. Lihat,
angka ini bahkan melebihi gaji menteri-menteri Kabinet Indonesia
Bersatu II yang besarnya tidak lebih dari Rp 50 juta sebulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar